Mengelola biaya bahan baku adalah salah satu tantangan terbesar bagi café, kedai minuman, dan bisnis F&B skala kecil. Tanpa perhitungan yang tepat, margin keuntungan bisa tergerus tanpa disadari. Karena itu, memahami cara menghitung cost per serving sangat penting agar harga jual lebih terukur dan bisnis tetap sehat.
Artikel ini membahas cara praktis menghitung cost per serving untuk berbagai jenis minuman, termasuk minuman berbasis powder, espresso, dan sirup.
Apa Itu Cost per Serving?
Cost per serving adalah total biaya bahan baku untuk membuat satu porsi minuman. Angka ini membantu menentukan harga jual yang realistis sekaligus memastikan keuntungan tetap optimal.
Jika tahu cost per serving, kamu bisa:
-
menentukan harga jual yang sepadan
-
menghindari kerugian dari menu yang “kelihatannya untung”
-
membuat menu engineering lebih akurat
-
menjaga konsistensi rasa dan takaran
Mengapa Cost per Serving Penting untuk Café?
-
Margin lebih presisi
Kamu bisa menghitung margin keuntungan per menu tanpa menebak-nebak. -
Standarisasi takaran
Resep jadi konsisten karena bahan baku sudah dihitung secara tepat. -
Membantu pengadaan stok
Kamu bisa memperkirakan kebutuhan bahan untuk seminggu atau sebulan. -
Mencegah pemborosan
Barista jadi tahu takaran ideal, sehingga tidak ada over-portioning.
Komponen Biaya yang Harus Diperhitungkan
Untuk menghitung cost per serving, kamu perlu memasukkan beberapa komponen:
-
Powder minuman (matcha, taro, chocolate, dan lainnya)
-
Susu (full cream, UHT, atau non-dairy)
-
Espresso bila menu berbasis kopi
-
Sirup untuk topping flavor
-
Aditif lain seperti creamer, gula cair, whipped cream
-
Cup & lid
-
Ice (opsional, tapi banyak café tetap memasukkan 1–2% biaya es)
Cara Menghitung Cost per Serving (Rumus & Contoh)
Rumus sederhananya:
Cost per Serving = Total biaya bahan baku per porsi
Atau lebih detail:
(Harga per gram × Takaran gram) + (Harga per ml × ml dipakai) + (Biaya cup) + (Biaya tambahan lainnya)
Contoh 1: Minuman Powder (Taro Latte)
Misal bahan yang digunakan:
| Bahan | Harga | Takaran | Cost |
|---|---|---|---|
| Powder taro Delifru | Rp100.000 / 1.000 g | 25 g | Rp2.500 |
| Susu UHT | Rp22.000 / 1.000 ml | 120 ml | Rp2.640 |
| Gula cair | Rp25.000 / 1.000 ml | 20 ml | Rp500 |
| Cup PET 16 oz | Rp850 | – | Rp850 |
Total cost per serving: Rp6.490
Jika ingin margin minimal 60%, maka harga jual ideal:
Harga jual = 6.490 ÷ 0.4 = Rp16.225 → ideal dijual Rp17.000–19.000
Contoh 2: Minuman Espresso (Caramel Latte)
| Bahan | Harga | Takaran | Cost |
|---|---|---|---|
| Biji kopi | Rp120.000/kg | 18 g | Rp2.160 |
| Susu UHT | Rp22.000/liter | 150 ml | Rp3.300 |
| Sirup caramel | Rp85.000/liter | 20 ml | Rp1.700 |
| Cup PET | Rp850 | – | Rp850 |
Total cost per serving: Rp8.010
Margin ideal 60% → harga jual:
8.010 ÷ 0.4 = Rp20.025 → ideal dijual Rp22.000–25.000
Tips Mengoptimalkan Cost per Serving
1. Gunakan powder premium yang rasanya stabil
Powder berkualitas bisa mengurangi kebutuhan topping tambahan. Artinya lebih hemat.
2. Standardisasi takaran pakai SOP
Gunakan takaran sendok, timbangan, atau skala elektronik di bar area.
3. Pilih sirup yang konsentrasinya konsisten
Semakin kuat konsentrasinya, semakin sedikit yang dipakai.
4. Lakukan menu engineering tiap 3 bulan
Cek apakah harga bahan naik, turunkan takaran bila masih dalam batas aman rasa.
5. Cocokkan mesin kopi dengan volume penjualan
Misalnya, café kecil cukup pakai mesin espresso 1-group agar listrik tidak boros.
Menghitung cost per serving bukan hal sulit. Dengan memahami biaya per porsi, kamu bisa membuat menu yang lebih menguntungkan, kontrol stok lebih rapi, dan operasional café menjadi lebih efisien. Café yang menghitung cost per serving dengan benar jauh lebih siap menghadapi fluktuasi harga bahan baku.